Tema : Kenapa saya
harus menulis?
Kenapa saya harus menulis? Karena dengan
menulis, maka saya sudah bisa mematahkan apa yang menjadi sebuah kesulitan bagi
diri saya pribadi dalam hal menulis sebuah karya tulis, dan berharap tulisan
saya bisa membuka wawasan bagi para penulis pemula bahwa menulis itu tak
sesulit yang dibayangkan.
Tak sedikit namun tak begitu banyak
pula orang-orang yang mengatakan bahwa menulis itu mudah. Ada banyak sekali
orang yang mengatakan “kalau ingin bisa menulis, ya kamu tinggal menulis saja
apa yang kamu pikirkan. Maka jadilah sebuah karya tulis”, begitu kira-kira.
Tapi FAKTAnya engga begitu??
Sudah dua hari ini saya berpikir
hebat hanya untuk menemukan sebuah judul dari tugas pertama di Kelas Menulis
Online (KMO) batch 4D dari kang Tendi Murti. Dan alhasil 3 (tiga) buah judul
yang saya tulis beserta isinya, tak ada satupun antara judul dan isi yang
bersinergi satu sama lain.
Di detik-detik akhir, saat jadwal
kegiatan begitu terasa pada. Ah Alhamdulillah, seolah mendapat ilham atau
hidayah dari-Nya saya mendapat ide untuk menuliskan kesulitan saya dalam
menulis yang mungkin bisa jadi merupakan kesulitan yang sama dengan teman-teman
lainnya.
Ya “5 KESULITAN MENULIS BAGI PEMULA”
saya dapatkan seusai Shalat Maghrib sore ini dan semoga setelah dari hasil
tulisan yang saya buat ini, dapat menjadi kunci dari gerbang impian saya untuk
bisa menghasilkan sebuah karya tulis di Oktober 2016 mendatang (aamiin).
Berikut kesalahan-kesalahan yang dapat saya tulisakna, dan semoga dapat memberi
manfaat untuk teman-teman yang membacanya.
Kesulitan pertama dalam menulis bagi
pemula ialah menentukan tema dalam tulisan. Loh koq nentuin tema aja susah? Kan
temanya sudah ditentukan sama coach-nya? Tinggal menuliskan berdasarkan tema
yang ada. Tapi FAKTAnya yang terjadi pada saya ialah tidak selarasnya antara
tema, sebelumnya saya mengambil judul “KUNCI KESUKSESAN DARI SEBUAH TULISAN”
untuk mengerjakan tugas ini. Tapi setelah semua isi yang saya buat, saya
sendiri menjadi kebingungan dengan kesuksesan apa yang saya maksud, padahal
mestinya antara tema, judul maupun isi dari tulisan tidaklah bertele-tele dan
berbelit-belit yang menyebabkan karya tulis yang saya buat tidak begitu
bermakna. Sehingga saya justru terjebak dan kembali pada menentukan judul apa
yang hendak saya buat untuk bisa menuangkan isi tulisan yang selaras dengan
judul maupun tema yang sudah ditentukan.
Kesulitan kedua ialah menentukan
judul atau menuliskan isi cerita terlebih dahulu? Bagi pemula seperti saya,
yang masih belum begitu memahami bagaimana teknik yang baik dalam menulis
seringkali dihadapkan pada permasalahan judul atau isi cerita. Mana yang lebih
dulu? Mana yang lebih baik, ini dulu atau itu dulu, atau sebaliknya? Hehe.
Padahal bila kita pikirkan, judul tulisan merupakan nyawa dari sebuah karya
tulis, dan kerangka utama dari sebuah karya tulis ialah salah satunya judul
pada karya tulis tersebut. Banyak buku-buku best seller yang sudah terjual
selalu dibumbui dengan judul-judul yang menarik sehingga membuat para
pembacanya menjadi penasaran untuk menbaca habis dan tuntas isi dari buku
tersebut. Dan kesalahan dalam memilih judulpun akan menjadi salah satu faktor
penyebab dari kurang menariknya karya tulis yang kita buat. Coba dibayangkan
saya, bila judul tulisan yang kita buat itu menggambarkan sesuatu tentang
sebuah kasih sayang, lalu isi dari tulisannya justru mengisahkan tentang
perjuangan dan kepahlawanan, kira-kira apa yang akan terjadi pada si pembaca.
Menikmati isi bacaan ketika ia sedang menginginkan sebuah kisah yang romantis?
Atau sebaliknya si pembaca justru menjadi kecewa karena ia tak mendapati isi
cerita sesuai yang ia harapkan dari judul tulisannya. Jadi pilihlah judul pada
tulisan yang dapat mewakili gambaran dari isi tulisannya.
Kesulitan ketiga ialah merasa tidak
mampu untuk menulis. Sebenarnya tidak ada yang tidak bisa menulis, kita semua
bisa menulis baik di media cetak maupun elektronik. Yang menjadi sebab ialah
kita tidak bisa menulis hanyalah ketidak yakinan kita pada diri kita untuk
menulis. banyak dari kita sudah menjadi seorang penulis, namun tidak sedikit
dari kita yang menyadarinya. Dengan semakin majunya teknologi, semaking
banyaknya fiture dan apllikasi yang dapat kita manfaatkan sebagai media tulis,
seharusnya memberikan kemudahan bagi kita untuk bisa lebih mudah lagi dalam
berkarya tulis. Kita menshare status di facebook, twitter, intragram dan media
sosial lainnya juga sudah menjadikannya sebuah karya tulis yang dapat dibaca
oleh banyak orang yang membacanya. Yang menjadi faktor lain ialah kualitas dari
hasil tulisan yang kita hasilkan tentunya. Sudahkan tulisan tersebut menjadi
manfaat, dapat memberikan kebaikan pada orang yang membacanya, atau hanya
sekedar mejnjadi luapan emosi tanpa adanya sisi manfaat yang kita berikan? Jadi
kedepan, nulis jangan sekedar menulis yah. Tapi menulislah yang dapat memberi
dampak positif pada orang yang membacanya, terlebih pada kita sang penulisnya
sendiri.
Kesulitan keempat ialah tidak adanya
niat atau alasan yang kuat mengapa kita harus menulis. Seseorang bila sudah
memiliki sebuah impian ataupun cita-cita dengan alasan yang sangatlah kuat
untuk bisa meraihnya, maka sedikitpun tak ada hal yang mampu menghalangi
kecuali yang Maha kuasa. Mungkin prihal niat ataupun alasan itu bisa disesuaikan
bagia sebagian orang ketikaa kita sudah berada dalam lingkungan yang tepat.
Tapi permasalahannya bagaimana bila kita tidak mendapati lingkungan yang tepat
untuk kita berkembang, lalu apakah kita akan berdiam diri sampai lingkungan
tersebut yang datang menghampiri kita? Sudah bukan jamannya lagi kita menunggu
dan menerima umpan balik dari bantuan atau dorongan orang lain. Yang paling
baik untuk mengumpan dan mendorong niat yang ada dalam diri kita ialah diri
kita sendiri. Seperti perumpamaan sebuah telur,
yang bila ia didorong atau ditekan dari luar maka telur akan pecah dan
hancur berantakkan. Namun berbeda bila yang menekan dan mendorong tolor
tersebut dari dalam, maka yang terjadi sebuah perubahan. Jadi bila kita ingin
bisa menulis ingin bisa meraih impian dan cita-cita kita, maka hal pertama yang
harus kita benahi ialah niat atau alasan mengapa kita harus menulis? carilah
dan temukan alasan tersebut. Bila sudah dapat menemukannya, maka disaat itu
pulalah sebenanrnya kita sudah memperbaiki pondasi dari impian dan cita-cita
kita.
Kesulitan kelima yang menjadi
kesalahan terkahir yang saya rasakan ialah rasa MALAS. Rasa malas ini menjadi
sebuah monster nyata yang begitu menakutkan bagi para pejuan impian. Karena
kemalasan kerapkali sudah menjadi suatu kebiasaan yang menjadi pembentukan
sikap dalam dirinya. Dan rasa malas inipun seingkali yang mempu menimbulkan
berbagai macam argument dan alasan untuk kita membiarkan diri kita mewajarkan
hal yang terjadi pada diri kita. Kita tahu teman kita begitu hebat dan pinta
serta ia anak orang berada, faktor orang berada tersebut digunakan oleh sang
monster untuk dijadikan sebuah alibi pembelaan terhadap kemalasannya agar tidak
berjuang lebih keras lagi. Bila sudah tau kita bukan berasal dari kalangan
berada, mestinya kita itu harus jauh lebih giat lagi berkali-kali lipat agar
bisa mendapatkan hal yang sama minimal dengan teman kita yang hebat tadi. Oleh
karenanya saya menamakan rasa malas itu sebagai monster, karena ia (rasa malas)
hampir selalu mampu dan ampuh untuk memupuskan harapan seseorang dalam meraih
cita-cita.
Itulah 5 (lima) kesulitan menulis
bagi pemula yang saya rasakan dan dapat saya bagikan. Semoga dengan meluapkan
semua kesalahan tersebut ke dalam tulisan ini, dapat menguranig setidaknya 4
dari 5 kesulitan tersebut dalam diri saya.
Dan
semoga apa yang saya tuliskan ini, dapat memberi manfaat dan menjadi kunci
pembuka gerbang kesuksesan dari teman-teman yang membacanya sebagai penuulis
mudah yang berkualitas.
Tak lupa seperti apa yang diajarkan
oleh banyak guru saya di Dunia ini, tolong do’akan saya. Do’akan saya agar
dapat menjadi pribadi yang lebih baik, baik dan baik lagi. Agar dapat menjadi
pribadi yang lebih bermanfaat, bermanfaat dan bermanfaat lagi bagi Agama,
Negara, Keluarga, Orang tua, orang sekitar dan pribadi saya sendiri khususnya.
Terima
kasih.
Salam
Hangat, Sukses Berjamaah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar