Sabtu, 14 November 2015

5 KESULITAN MENULIS BAGI PEMULA


Tema : Kenapa saya harus menulis?

            Kenapa saya harus menulis? Karena dengan menulis, maka saya sudah bisa mematahkan apa yang menjadi sebuah kesulitan bagi diri saya pribadi dalam hal menulis sebuah karya tulis, dan berharap tulisan saya bisa membuka wawasan bagi para penulis pemula bahwa menulis itu tak sesulit yang dibayangkan.
            Tak sedikit namun tak begitu banyak pula orang-orang yang mengatakan bahwa menulis itu mudah. Ada banyak sekali orang yang mengatakan “kalau ingin bisa menulis, ya kamu tinggal menulis saja apa yang kamu pikirkan. Maka jadilah sebuah karya tulis”, begitu kira-kira. Tapi FAKTAnya engga begitu??
            Sudah dua hari ini saya berpikir hebat hanya untuk menemukan sebuah judul dari tugas pertama di Kelas Menulis Online (KMO) batch 4D dari kang Tendi Murti. Dan alhasil 3 (tiga) buah judul yang saya tulis beserta isinya, tak ada satupun antara judul dan isi yang bersinergi satu sama lain.
            Di detik-detik akhir, saat jadwal kegiatan begitu terasa pada. Ah Alhamdulillah, seolah mendapat ilham atau hidayah dari-Nya saya mendapat ide untuk menuliskan kesulitan saya dalam menulis yang mungkin bisa jadi merupakan kesulitan yang sama dengan teman-teman lainnya.
            Ya “5 KESULITAN MENULIS BAGI PEMULA” saya dapatkan seusai Shalat Maghrib sore ini dan semoga setelah dari hasil tulisan yang saya buat ini, dapat menjadi kunci dari gerbang impian saya untuk bisa menghasilkan sebuah karya tulis di Oktober 2016 mendatang (aamiin). Berikut kesalahan-kesalahan yang dapat saya tulisakna, dan semoga dapat memberi manfaat untuk teman-teman yang membacanya.
            Kesulitan pertama dalam menulis bagi pemula ialah menentukan tema dalam tulisan. Loh koq nentuin tema aja susah? Kan temanya sudah ditentukan sama coach-nya? Tinggal menuliskan berdasarkan tema yang ada. Tapi FAKTAnya yang terjadi pada saya ialah tidak selarasnya antara tema, sebelumnya saya mengambil judul “KUNCI KESUKSESAN DARI SEBUAH TULISAN” untuk mengerjakan tugas ini. Tapi setelah semua isi yang saya buat, saya sendiri menjadi kebingungan dengan kesuksesan apa yang saya maksud, padahal mestinya antara tema, judul maupun isi dari tulisan tidaklah bertele-tele dan berbelit-belit yang menyebabkan karya tulis yang saya buat tidak begitu bermakna. Sehingga saya justru terjebak dan kembali pada menentukan judul apa yang hendak saya buat untuk bisa menuangkan isi tulisan yang selaras dengan judul maupun tema yang sudah ditentukan.
            Kesulitan kedua ialah menentukan judul atau menuliskan isi cerita terlebih dahulu? Bagi pemula seperti saya, yang masih belum begitu memahami bagaimana teknik yang baik dalam menulis seringkali dihadapkan pada permasalahan judul atau isi cerita. Mana yang lebih dulu? Mana yang lebih baik, ini dulu atau itu dulu, atau sebaliknya? Hehe. Padahal bila kita pikirkan, judul tulisan merupakan nyawa dari sebuah karya tulis, dan kerangka utama dari sebuah karya tulis ialah salah satunya judul pada karya tulis tersebut. Banyak buku-buku best seller yang sudah terjual selalu dibumbui dengan judul-judul yang menarik sehingga membuat para pembacanya menjadi penasaran untuk menbaca habis dan tuntas isi dari buku tersebut. Dan kesalahan dalam memilih judulpun akan menjadi salah satu faktor penyebab dari kurang menariknya karya tulis yang kita buat. Coba dibayangkan saya, bila judul tulisan yang kita buat itu menggambarkan sesuatu tentang sebuah kasih sayang, lalu isi dari tulisannya justru mengisahkan tentang perjuangan dan kepahlawanan, kira-kira apa yang akan terjadi pada si pembaca. Menikmati isi bacaan ketika ia sedang menginginkan sebuah kisah yang romantis? Atau sebaliknya si pembaca justru menjadi kecewa karena ia tak mendapati isi cerita sesuai yang ia harapkan dari judul tulisannya. Jadi pilihlah judul pada tulisan yang dapat mewakili gambaran dari isi tulisannya.
            Kesulitan ketiga ialah merasa tidak mampu untuk menulis. Sebenarnya tidak ada yang tidak bisa menulis, kita semua bisa menulis baik di media cetak maupun elektronik. Yang menjadi sebab ialah kita tidak bisa menulis hanyalah ketidak yakinan kita pada diri kita untuk menulis. banyak dari kita sudah menjadi seorang penulis, namun tidak sedikit dari kita yang menyadarinya. Dengan semakin majunya teknologi, semaking banyaknya fiture dan apllikasi yang dapat kita manfaatkan sebagai media tulis, seharusnya memberikan kemudahan bagi kita untuk bisa lebih mudah lagi dalam berkarya tulis. Kita menshare status di facebook, twitter, intragram dan media sosial lainnya juga sudah menjadikannya sebuah karya tulis yang dapat dibaca oleh banyak orang yang membacanya. Yang menjadi faktor lain ialah kualitas dari hasil tulisan yang kita hasilkan tentunya. Sudahkan tulisan tersebut menjadi manfaat, dapat memberikan kebaikan pada orang yang membacanya, atau hanya sekedar mejnjadi luapan emosi tanpa adanya sisi manfaat yang kita berikan? Jadi kedepan, nulis jangan sekedar menulis yah. Tapi menulislah yang dapat memberi dampak positif pada orang yang membacanya, terlebih pada kita sang penulisnya sendiri.
            Kesulitan keempat ialah tidak adanya niat atau alasan yang kuat mengapa kita harus menulis. Seseorang bila sudah memiliki sebuah impian ataupun cita-cita dengan alasan yang sangatlah kuat untuk bisa meraihnya, maka sedikitpun tak ada hal yang mampu menghalangi kecuali yang Maha kuasa. Mungkin prihal niat ataupun alasan itu bisa disesuaikan bagia sebagian orang ketikaa kita sudah berada dalam lingkungan yang tepat. Tapi permasalahannya bagaimana bila kita tidak mendapati lingkungan yang tepat untuk kita berkembang, lalu apakah kita akan berdiam diri sampai lingkungan tersebut yang datang menghampiri kita? Sudah bukan jamannya lagi kita menunggu dan menerima umpan balik dari bantuan atau dorongan orang lain. Yang paling baik untuk mengumpan dan mendorong niat yang ada dalam diri kita ialah diri kita sendiri. Seperti perumpamaan sebuah telur,  yang bila ia didorong atau ditekan dari luar maka telur akan pecah dan hancur berantakkan. Namun berbeda bila yang menekan dan mendorong tolor tersebut dari dalam, maka yang terjadi sebuah perubahan. Jadi bila kita ingin bisa menulis ingin bisa meraih impian dan cita-cita kita, maka hal pertama yang harus kita benahi ialah niat atau alasan mengapa kita harus menulis? carilah dan temukan alasan tersebut. Bila sudah dapat menemukannya, maka disaat itu pulalah sebenanrnya kita sudah memperbaiki pondasi dari impian dan cita-cita kita.
            Kesulitan kelima yang menjadi kesalahan terkahir yang saya rasakan ialah rasa MALAS. Rasa malas ini menjadi sebuah monster nyata yang begitu menakutkan bagi para pejuan impian. Karena kemalasan kerapkali sudah menjadi suatu kebiasaan yang menjadi pembentukan sikap dalam dirinya. Dan rasa malas inipun seingkali yang mempu menimbulkan berbagai macam argument dan alasan untuk kita membiarkan diri kita mewajarkan hal yang terjadi pada diri kita. Kita tahu teman kita begitu hebat dan pinta serta ia anak orang berada, faktor orang berada tersebut digunakan oleh sang monster untuk dijadikan sebuah alibi pembelaan terhadap kemalasannya agar tidak berjuang lebih keras lagi. Bila sudah tau kita bukan berasal dari kalangan berada, mestinya kita itu harus jauh lebih giat lagi berkali-kali lipat agar bisa mendapatkan hal yang sama minimal dengan teman kita yang hebat tadi. Oleh karenanya saya menamakan rasa malas itu sebagai monster, karena ia (rasa malas) hampir selalu mampu dan ampuh untuk memupuskan harapan seseorang dalam meraih cita-cita.
            Itulah 5 (lima) kesulitan menulis bagi pemula yang saya rasakan dan dapat saya bagikan. Semoga dengan meluapkan semua kesalahan tersebut ke dalam tulisan ini, dapat menguranig setidaknya 4 dari 5 kesulitan tersebut dalam diri saya.
Dan semoga apa yang saya tuliskan ini, dapat memberi manfaat dan menjadi kunci pembuka gerbang kesuksesan dari teman-teman yang membacanya sebagai penuulis mudah yang berkualitas.
            Tak lupa seperti apa yang diajarkan oleh banyak guru saya di Dunia ini, tolong do’akan saya. Do’akan saya agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik, baik dan baik lagi. Agar dapat menjadi pribadi yang lebih bermanfaat, bermanfaat dan bermanfaat lagi bagi Agama, Negara, Keluarga, Orang tua, orang sekitar dan pribadi saya sendiri khususnya.

Terima kasih.

Salam Hangat, Sukses Berjamaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar